CNN Indonesia | Kamis, 23/07/2020 14:59 WIB

Jakarta, CNN Indonesia — Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan pertumbuhan ekonomi yang sedang tertekan virus corona harus naik  pada kuartal III 2020. Jika tidak, ia menyatakan situasi perekonomian domestik akan lebih sulit.

“Kami berharap pada kuartal III 2020 (ekonomi) sudah harus naik lagi. Kalau enggak, enggak mengerti lagi saja. Nanti akan lebih sulit,” ungkap Jokowi dalam video conference, Kamis (23/7).

Jokowi memang sudah memprediksi ekonomi domestik terkontraksi pada kuartal II 2020. Menurutnya, ekonomi bakal minus 4,3 persen hingga 5 persen sepanjang April-Juni 2020.

Jokowi mengaku data-data ekonomi domestik belakangan ini mulai terlihat positif. Ia mengklaim daya beli masyarakat mulai merangkak naik.

“Saya senang sudah ada angka-angka yang baik, konsusmsi sudah mulai terungkit naik artinya mungkin ada peredaran uang di (kelas menengah) bawah karena ada bantuan langsung tunai (BPT) desa, bansos tunai, dan bansos sembako,” papar Jokowi.

Kemudian, Jokowi menyatakan ekspor Juli 2020 juga terlihat meningkat dibandingkan dengan posisi Mei dan Juni 2020. Momentum ini, katanya, perlu dijaga agar berlanjut hingga akhir tahun.

“Saya lihat aktivitas ekspor trennya naik dibandingkan Mei dan Juni 2020. Momentum ini jangan dilewatkan,” terang kata Jokowi.

Meski demikian, kepala negara mengingatkan seluruh anak buahnya untuk tak terlena. Ia memerintahkan menterinya untuk terus mempercepat belanja kementerian/lembaga (k/l).

Hal ini diperlukan agar peredaran uang di masyarakat juga semakin banyak.

Jika uang beredar meningkat, maka daya beli masyarakat akan membaik secara perlahan. Dengan demikian, efeknya ke ekonomi juga positif.

Selain itu, Jokowi juga memerintahkan agar seluruh relaksasi atau bantuan untuk masyarakat kelompok menengah ke bawah segera direalisasikan. Salah satunya adalah alokasi pinjaman dana untuk koperasi lewat Lembaga Pengelola Dana Bergulir Usaha Mikro Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM) sebesar Rp1 triliun.

“Ini segera berikan ke koperasi-koperasi agar dari koperasi diberikan kepada anggota-anggotanya dan pelaku usaha secepat-cepatnya,” kata Jokowi.

Kemudian, Jokowi meminta agar program restrukturisasi mitra LPDB-KUMKM segera direalisasikan. Ini bertujuan memberikan keringanan bagi pelaku UMKM.

“Berikan restruktrurisasi kepada UKM dan koperasi secepat-cepatnya agar tidak terkena imbas dari pertumbuhan ekonomi dunia yang melambat,” ucap Jokowi.

Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2020 hanya 2,97 persen. Realisasi itu anjlok dari posisi kuartal IV 2019 yang sebesar 4,97 persen dan kuartal I 2020 yang sebesar 5,07 persen.

Hal ini seiring dengan buruknya data konsumsi masyarakat pada kuartal I 2020 yang hanya tumbuh 2,84 persen. Angkanya anjlok dari posisi kuartal I 2019 yang mencapai 5,02 persen.

Sementara, neraca perdagangan semester I 2020 tercatat surplus US$5,5 miliar. Surplus terjadi karena kegiatan ekspor lebih tinggi dari impor.

Nilai ekspor sepanjang semester I 2020 sebesar US$74,41 miliar dan impor hanya US$70,91 miliar. Meski surplus, tapi kegiatan ekspor dan impor terlihat masih melemah dibandingkan dengan semester I 2019.

BPS mencatat nilai ekspor pada semester I 2019 sebesar US$80,85 miliar. Sementara, impornya lebih tinggi mencapai US$82,72 miliar.

SOURCE : https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20200723142232-532-528169/jokowi-kuartal-iii-harus-naik-kalau-enggak-akan-sulit